Pages

Minggu, 22 Mei 2016

Serve

Kemarin kedatangan tamu istimewa. Tetangga sebelah yang sudah tiga tahun tinggal bersama, tapi tak pernah saling kunjung. Bertegur sapa seadanya saja. Saya selalu membuka pintu, beliau banyak menutup pintu. Ini problem kerukunan berterangga. Maka, sungguh hari yang luar biasa ketika dia mengetuk pintu dan asisten isteri saya membuka pintu tamu istimewa kami. " Saya datang untuk mengucapkan terimakasih dan mohon maaf," katanya. Saya kurang paham kemana arah tujuan pembicaraan ini.

Sebagai tuan rumah saya mencoba diam." Maaf baru berkunjung sekarang karena saya salah menerima informasi tentang bapak. Bapak kata orang seorang provokator dan suka menghasut orang. Tapi saya salah. Kemarin kami bertemu banyak tetangga dalam acara selamatan kelahiran cucu kami dan baru tahu info yang kami terima berbalik 100 derajat. Kami juga mengucapkan terimakasih saat kami sedang kesulitan mencari toko bangunan yang bisa antar jemput, hanya bapak yang merespon dan memberi kami nomor kontak toko itu. Ketika saya ke sana saya malah bisa bayar belakangan setelah pemilik toko tahu saya tetangga dekat bapak. Sekali lagi maaf secara pribadi dan terimakasih. Sebuah ucapan tulus dan saya memilih diam untuk memberi kesempatan kepadanya melepaskan energi negatif dan menghirup nafas positif dalam dirinya. Jadi saya diam saja.

Ah, saya ini tuan rumah, mengapa tidak menawari sesuatu. Maaf pak, mau minum apa ? Kopi, teh, jus ? " Oh, jangan repot-repot, air putih saja." Tak lama saya datang membawakan dua gelas air putih. " Maaf pak. Orang sekaya dan dihormati seperti bapak membuat minuman tamu sendiri ? Mengapa bukan pembantu bapak yang tadi ?". Saya tetap diam dan tak akan menguliahi dia meski mulut ini rasanya sudah mau bocor. Biar dia tahu dari facebook saja agar kalau salah satu dari kita kalah debat tidak terjadi adu fisik atau adu urat. Tapi tamu itu tampaknya kepo amat, mau tak mau ya mesti tidak diam tanpa harus memberi kuliah. " Bapak adalah tamu saya, bukan tamu pembantu saya sehingga saya yang akan memperoleh kehormatan jika diizinkan melayani tamu saya,". Terdengar batuk tetangga saya itu saat minum. Sepertinya tersedak. Entah oleh air yang diminum atau kata-kata saya.

Apa melayani itu ? melayani/me·la·yani/ v 1 membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni: melayankan/me·la·yan·kan/ v menghidangkan (menyajikan, menyuguhkan) santapan (minuman);

Banyak orang salah memahami makna melayani. Melayani itu dianggap sebagai pelayan. Pelayan itu rendah. Jadi kalau melayani itu menjadi rendah dari orang yang melayani. Itu sebab banyak masyarakat yang berhubungan dengan kantor pemerintah mengeluh, mengumpat bahkan malas berhubungan lagi karena banyak pegawai malas melayani. Mereka minta dilayani karena menganggap dirinya lebih tinggi dan dibutuhkan.

Selama 64 tahun kondisi perkeretaapian Indonesia dalam suasana yang parah dan amburadul. Banyak pegawai PT KAI merasa menjadi pejabat dan ogah melayani. Mereka bekerja seperti mayat hidup. Mereka melayani penjualan tiket tapi dengan muka masam. Saat masuk stasiun kereta, pegawai memeriksa penumpang tanpa melihat muka seakan menahan beol. Kondektor yang memeriksa tiket penumpang matanya melotot seperti melihat setiap orang seperti teroris. Pramugari yang mengambil selimut penumpang dan membangunkannya karena kereta akan sampai di tujuan, seperti membangunkan gembel yang tidur di emper toko.

Beruntung Tuhan mengirim seorang di luar pejabat keretaapi. Seseorang yang sadar dia tidak ngerti apa-apa tentang keretaapi bernama Jonan tapi bersedia melayani. Mau belajar dan punya tujuan jelas. Sehari Jonan menjabat dirut KAI saya memaksa bertemu dan menyerahkan setumpuk kertas berisi keluhan dan makian tentang pelayanan keretaapi yang saya kumpulkan selama 9 tahun. " Pak Jonan, saya tahu bapak tidak tahu banyak tentang keretaapi. Tapi kalau bapak serius mau membenahi keretaapi, baca saja keluhan penumpang ini. Jangan terlalu banyak dengarkan bawahan bapak,". Saya pulang dan Pak Jonan hanya tersenyum.

Esoknya Jonan membuat gebrakan ekstrem. Seragam butek bin letek KAI diganti, logo diubah. Product oriented menjadi Costumers Oriented. Semua pegawai harus melayani dengan tersenyum. Semboyannya " Melayani dengan hati" . Hasilnya, seperti yang anda rasakan saat ini di keretaapi. Jonan tahu melayani itu memberikan keuntungan. Saya juga tahu mengeluh, protes atau mengkritik itu mendorong kehidupan.

Soal keuntungan dalam melayani, saya punya segudang cerita. Ini satu diantaranya. Saya pernah tinggal di DeLatinos, BSD. Suatu ketika ada tetangga kirim sms, meminta tolong jika ada tukang servise AC. Saya kasihkan nomor telpon tukang ac. Sehari kemudian, tukang AC datang ke rumah mengucapkan terimakasih dan memberi kartu nama." Nanti kalau ada yang butuh AC bisa hubungi saya ya pak. Soalnya saya mau buka service ac belum punya modal. Saya belum banyak kerjaan di rumah. Saya melihat orang itu tampaknya jujur dan baik. Hari itu saya sepakat bekerjasama. Dalam waktu sebulan, dia tak pernah berhenti melayani service AC di perumahan De Latinos dan The Green, perumahan tetangga kami. Kami berdua tersenyum. Padahal saya cuma kirim ke wa grup bagi yang butuh service ac. Melayani tidak hanya menyenangkan tapi juga memberi kehidupan. Saya tersenyum lebih lebar setiap melihat tabungan saya dari dia bertambah terus.

Jika anda memberi pelayanan, tidak cukup hanya dengan tersenyum. Senyum tidak menyelesaikan masalah. Jika anda sudah bisa menyelesaikan masalah dan melihat orang lain senang, silakan tersenyum. Di perumahan baru saya sekarang ada pengelola yang tugasnya melayani. Mereka dari warga kami juga yang mungkin di kantornya menjadi direktur atau pengusaha. Ada warga yang protes lewat WA karena pelayanan yang buruk. Alih-alih memberi penjelasan atau menjawab dengan baik, ramai-ramai pengurus malah mengundurkan diri. Tampaknya banyak yang belum siap melayani sengan baik.

Hidup itu melayani. Keindahan hidup itu semakin berwarna jika kita mampu memberi bantuan apa yang diinginkan orang. Melayani tidak hanya membuat kita hidup bahagia dan sehat, tapi juga memberi kita sahabat dan rejeki yang tidak akan anda sangka darimana datangnya...
Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

 

Hapkido Balikpapan

http://hapkidobalikpapan.com

Lets Join Our Class

Taekwondo Balikpapan

http://taekwondobalikpapan.com