Memupus masa lalu yang kusebut kenangan...
Betapa sesaknya hati yang tercekik...
Menopang rindu yang tak berkesudahan
Dan apalah itu usia yang panjang...
harta meruah atau tahta memuncak..
bila hingga senja inipun aku masih tanpamu...
Engkaulah yang sering mencuri jingga ketika senja..
Engkau jua lah yang selalu mencuri tujuh lengkung pelangi...
di penghujung langit setelah gerimis...
Belum cukupkah bintang-bintang kau redupkan..
dan seluruh embun pagi yang kau sirnakan...
Mengapa masih saja kau dalam lelapku..
menari di balik pejaman mata..
terus menerus hingga pelangi lupa pada keindahannya...
(jp:25122016)
Artikel Terkait
PUISI
- Kau yang Kini Menjadi Masa Laluku
- Kau di mana
- Baris Gerimis Dan Secangkir Kopi
- Bersama Kelabu
- Pesan Untuk Senja
- Wajah Sisa Sisa
- "...Aku Ada... Ada Aku..."
- Gerhana
- saat harus berhenti
- Bila aku bisa
- Titip Rindu Buat Bintang
- Cinta... Jangan Kau Sembunyi
- Cemburu
- Angkuh
- aku Yang Kau Tinggalkan
- Saat Pagi Menghilang
- Sajak Senja dan Secangkir Kopi
- Aku Ingin Pulang
- Menunggumu
- Ikhlas
- Meski Sepahit Empedu
- Dalam Diam
- Sungguh aku Takkan Mampu
- Saujana
TERKINI
- Lailatul Qodar
- Pergantian Tahun Dan Kembang Api
- Kau yang Kini Menjadi Masa Laluku
- Kau di mana
- Pil
- Serve
- Baris Gerimis Dan Secangkir Kopi
- Sayang Nenek
- Pesan Untuk Senja
- Aku Ingin Bahagia
- Mengalah
- Itu Baik
- Diam Bersama Tuhan
- Cara Tuhan
- Jendela Kotor
- TIDAK USAH MEMPERHATIKAN ISTRI TETANGGA... Sexy atau Tidak
- Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu
- Invisible Angel
- Persepsi Membentuk Kenyataan
- Jangan Pernah Remehkan Sekecil Apapun Kebaikan
- Manusia seperti Sebuah Buku
- Obat "Mengeluh" Adalah Berbagi
- Ketika Bosan Menyapa Cinta
- Kualitas Diri Dan Secangkir Kopi
0 komentar:
Posting Komentar