Pages

Rabu, 24 Agustus 2016

Kau yang Kini Menjadi Masa Laluku

Hari-hari yang telah berlalu tak akan mungkin kembali lagi.
Semua tertinggal di belakang, meninggalkan jejak yang kusebut kenangan.
Kau pergi menyisakan luka ini sendiri.
Kau melepaskan genggamanku lalu menarik tangan lain ke dalam genggamanmu.
Begitu saja, tanpa kau merasa bahwa luka membekas di sana...
.
.
Kau tak menyadari bahwa ada sakit yang kau goreskan di sini, di hati ini.
Namun, kau tetap saja mencari benar atas apa yang kau lakukan, bahwa aku adalah sebab setiap luka ini ada.
Kau tahu, sakit itu tak bisa sembuh begitu saja.
Entah kapan waktu bisa mengobatinya.
Atau mungkin, akan tertinggal dan menjejak selamanya.
.
.
Sungguh, aku tak menaruh dendam padamu, juga dia.
Aku tengah belajar menerima kepergiaanmu dengan lapang dada.
Tak mudah memang...
Menanggalkan kenangan menjadi masa lalu yang terbuang.
Tidak...
Aku tidak akan pernah membuangnya.
Akan tetap kusimpan dan kujaga sebagai sesuatu yang amat berharga.
.
.
Bagaimanapun hatiku kini, kau pernah mencipta bahagia di sana.
Memanjaku dengan cinta....
Menyanjungku dengan kasih sayang yang besar....
Itu adalah bahagia yang pernah kukecap bersamamu.
Bahagia yang tak pernah kutemukan dengan yang lain.
.
.
Terkadang, aku kembali merindukanmu. Merindukan masa lalu yang dulu kuharapkan menjadi masa depan.
Maafkan aku....
Maafkan bila di beberapa kesempatan aku masih mengingatmu.
Kadang aku rindu pertengkaran itu....
Kadang aku rindu rajukan itu...
Kadang aku rindu bagaimana kau marah padaku.
Tapi yang pasti, aku rindu bagaimana kau menyayangiku.
Aku rindu menangis bersamamu dan karenamu....
.
.
Kau yang kini menjadi masa laluku....
Aku tak menyesali keadaan ini.
Juga tak menyesali perjumpaan kita, pun tak menyesali perpisahan yang terjadi.
Aku bersyukur, kisah sebentar yang kulalui bersamamu, memberi banyak pelajaran untukku.
Kau mengajarkan padaku bahwa luka bukanlah hal yang patut aku tangisi, karena luka itulah yang pada akhirnya membuatku kuat dan kembali tersenyum menatap masa depan.
.
.
Meskipun kau menjejakkan sakit di sini, aku menyayangimu, masih seperti dulu, tak berkurang walau sesentipun.
Hanya bahagiamu yang aku mau.
Jika dia adalah bahagia yang kau impikan, perjuangkanlah.
Kupercaya, dia baik untukmu. Kumohon padamu, jangan pernah meninggalkan luka yang sama di hatinya...

Kau yang kini menjadi masa laluku.
.
.
Biarkan aku merindumu sekali lagi, merindu senja, hujan, dan kenangan yang pernah kita lewati bersama.
Hingga pada akhirnya kusanggup berdamai dengan diriku sendiri dan memutuskan menyimpanmu dalam kotak kenanganku....

(Panji Wisnu Kuncoro)
Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

 

Hapkido Balikpapan

http://hapkidobalikpapan.com

Lets Join Our Class

Taekwondo Balikpapan

http://taekwondobalikpapan.com